Miras dengan harga paling murah ini, realitanya masih sangat mudah didapatkan di kabupaten Sidoarjo. Tanpa mengurangi apresiasi bagi aparat kepolisian, yang mana sudah sering melakukan pemusnahan ratusan botol miras, lengkap dengan mengundang puluhan wartawan, nyatanya hal itu tidak menghentikan peredaran miras oplosan di Kabupaten Sidoarjo.
Sebenarnya masih banyak jenis miras lain yang bisa didapatkan dengan mudah. Namun, dari pantauan Realita.co di lapangan, miras jenis arak inilah yang seolah yang paling akrab bagi generasi usia remaja. Harganya yang terbilang murah, per botol 1,5 Liter sekitar Rp 70 ribu, membuat generasi penerus bangsa kita mudah untuk mendapatkannya.
Diduga keuntungan dari penjualan miras ini cukup menjanjikan, dibuktikan dengan banyaknya penjual miras yang bermunculan dan tersebar di Sidoarjo. Tak hanya itu, meski kerap dirazia polisi dan disita, nyatanya penjual miras masih nekat jualan lagi. Hal tersebut seolah menunjukan jika memang jual miras oplosan tidak ada ruginya dan sangat menjanjikan.
Sekolah sebagai benteng moral yang dibuat pemerintah untuk melindungi anak-anak dan generasi muda dari miras nyatanya juga tidak benar-benar berhasil. Pasalnya meski tidak semua, dari tahun ke tahun, masih ada saja anak usia sekolah yang sering mengkonsumsi miras. Budaya masyarakat Indonesia yang semakin modern, seolah makin memperkeruh keadaan, beberapa masyarakat malah menganggap mabuk merupakan gaya hidup yang tidak bisa lepas dari kehidupan modern.
Selanjutnya, Realita.co mencoba melakukan penelusuran dengan mewawancarai narasumber yang kerap membeli miras jenis arak ini. Menurut keterangan narasumber sebenarnya banyak yang jual arak di Sidoarjo, diantaranya kawasan Pasar baru Krian, Kec. Krian, dan Desa Mulyodadi, Kec. Wonoayu.
"Kalau saya biasanya beli di Kwarengan pak, itu kalau dibawa pulang, kalau pingin diminum ditempat sambil nyanyi ya di pasar baru Krian," jelas narasumber. Hk