Kini kerugian kembali harus diderita PLN Ponorogo akibat robohnya sejumlah tiang listrik. Tak tanggung-tangung kerugian yang diderita perusahan plat merah itu hingga ratusan juta rupiah.
Dari data Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Ponorogo tercatat, sejak periode Januari hingga Desember 2019 sedikitnya, 79 tiang listrik roboh. Dengan total kerugian mencapai Rp 600 juta.
Kepala UP3 PLN Ponorogo Redi Zusanto mengatakan, penyebab robohnya 79 tiang listrik milik BUMN ini akibat faktor alam, seperti angin puting beliung atau longsor. " Robohnya akibat angin puting beliung, kerobohan pohon sama longsor. Untuk harga tiang satu unit bisa 3 juta sampai 5 juta," ujarnya, Selasa (25/12).
Bahkan, Redi menambahkan, selama musim pancaroba yang terjadi dua bulan terakhir, tiang listrik PLN yang roboh mencapai 22 unit. Ia pun kerap mendapat komplain dari warga akibat listrik padam. " Selama 2 bulan terakhir paling banyak ada 22 tiang roboh sedangkan 57 tiang lainnya sepanjang tahun 2019. Iy banyak masuk karena listrik padam. Tapi kita nggak sampai 24 jam sudah bisa diperbaiki, normalisasi maksimal 3 jam dari waktu pelaporan," ungkapnya.
Ia pun menegaskan, seluruh rayon PLN di tingkat bawah siap mengatasi kendala asupan listrik akibat roboh nya tiang listrik ini." Rayon Balong, dr. Sutomo dan Ponorogo semua siap petugasnya, tenaga tehnis tidak bisa dipisah-pisah," pungkasnya.lin