Salah satu yang dia ceritakan mengenai munculnya bintik hitam di sekujur tubuh Ustaz Maaher.
Akan tetapi Djudju mengaku tak mengetahui penyakit pasti dari Maaher. Sebab hingga kini, dia bersama pihak keluarga belum juga diberikan medical record oleh pihak RS Polri Keramat Jati.
Dia hanya menyatakan kalau selama ini, sepengetahuannya, Ustaz Maaher memiliki penyakit pada lambungnya. Hal itu pula yang kerap dia keluhkan selama berada di penahanan Bareskrim Polri.
“Beliau memang pernah dioperasi atas usus di lambungnya itu. Operasinya tujuh bulan lalu di RS Ummi, sebelum ditangkap. Jadi saat beliau ditangkap, dia sedang menjalani pengobatan berjalan di RS Ummi, Bogor,” kata Djudju saat live di Kompas TV, dikutip Rabu 10 Februari 2021.
Maaher kemudian baru mengeluhkan kembali sakitnya usai ditahan selama dua minggu. Ketika itu kondisi tubuhnya makin melemah, dan nafsu makannya berkurang.
“Dia ngeluh penyakitnya itu. Sampai akhirnya dibawa ke RS Polri pada 20 sampai 24 Januari. Kemudian dokter RS bilang kondisinya sudah membaik dan diizinkan untuk dibawa kembali ke tahanan Bareskrim Polri,” katanya lagi.
Akan tetapi usai kembali ke tahanan, Maaher sendiri masih terus mengeluhkan penyakitnya itu.
“Lalu Ustaz Maaher timbul bintik-bintik hitam di seluruh tubuhnya, kita tak tahu secara medical ada apa sebenarnya sampai saat ini. Sebab baik saya dan keluarga tidak diberikan medical record. Yang pasti tubuhnya terus melemah, dan nafsu makan tidak ada, kondisinya terus memburuk,” katanya panjang.
Lebih jauh Djudju kemudian bercerita kondisi Ustaz Maaher yang terus melemah. Dari sana kliennya itu lantas dibawa ke klinik.
Dan hasilnya, dia masih juga diperbolehkan kembali ke tahanan dengan kondisi yang benar-benar sangat lemah dan tertidur.
“Seluruh tubuh Ustaz Maaher bintik hitam. Tapi bintik itu menyeluruh, itu sejak masuk atau diopname di RS. Kita tidak tahu persis penyakit apa, awalnya merah, lama kelamaan menjadi hitam.”
“Ketika itu dia jauh dari kata stabil. Dia juga masih mengeluh lemas, tidak nafsu makan, sehingga menambah parah keadaan,” katanya lagi.
Pihak klinik saat itu hanya menyebut dia dalam kondisi baik. Sementara almarhum menghendaki minta dirujuk ke RS Ummi. Akan tetapi pihak Polri menolaknya.
Perawatan di RS Polri sendiri sebenarnya juga disayangkan pihak Maaher. Namun penyidik meyakinkan jika fasilitas dan dokter yang ada di RS Polri sangat memadai, sehingga kemudian keluarga menyanggupinya.
Walau begitu, Djuju tak menampik jika Ustaz Maaher pernah bilang kalau dia diperlakukan baik selama di tahanan. Djuju hanya mengeluhkan sulitnya komunikasi antara dirinya dengan kliennya.
Sebab birokrasinya sangat bertele-tele. Dia pun terakhir bertemu dengan Maaher pekan lalu. Ketika dia tengah bersama dengan pihak Kejaksaan. Saat percakapan yang terbatas itu, Maaher kembali menyampaikan minta tolong untuk dirujuk kembali ke RS Ummi, Bogor.
Sebab dia merasa kondisinya tidak sehat betul. Ketika itu dia dibawa dengan menggunakan minibus biasa. “Kondisinya sudah sangat lemah. Beliau merasa kondisi tidak sehat betul saat itu,” katanya.
Di satu sisi, Mabes Polri menyatakan mereka tak akan mau membongkar riwayat penyakit Ustaz Maaher At-Thuwailibi sebelum meninggal. Hal itu disampaikan Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 9 Februari 2021.
Adapun alasan Polri tak mau mengungkap riwayat penyakit dari Ustaz Maaher, karena berpeluang membuat nama baik keluarganya tercoreng.
Yang pasti menurut dia, Polri sejauh ini telah memberikan perawatan baik pada Soni selama mengeluhkan sakitnya itu. “Yang bersangkutan itu telah dirawat kemudian kami kirim tersangka dan barang bukti ke Kejaksaan,” katanya lagi.bee