Saat merekam video tersebut, ternyata paru-paru perawat bernama Sergio Humberto Padilla Hernandez itu telah mengalami kerusakan parah.
Hampir 90 persen alat pernapasannya tak berfungsi akibat digerogoti Covid-19.
Padahal usia Sergio terbilang masih muda, yakni 28 tahun.
Seperti tahu ajal akan segera menjemput, dalam kondisi itu ia kemudian merekam sebuah video berisi pesan terakhir untuk keluarga tercintanya.
Sergio yang bekerja di Rumah Sakit Angeles Cuauhtémoc, akhirnya meninggal pada 6 November, beberapa jam setelah dia ditempatkan di ventilator karena gejala parah terkait dengan Covid-19.
Dilaporkan People, saat merekam video untuk keluarganya, 90 persen fungsi paru-paru Sergio sudah tak berfungsi.
Dalam video yang diunggah, Sergio mengaku tengah berjuang untuk sembuh, ia pun optimis bisa bertemu kembali dengan keluarga.
"Karena aku akan kembali, ini bukan perpisahan. Saya yakin saya akan kembali setelah beberapa hari," kata Sergio dalam video berdurasi 58 detik yang diterjemahkan dari bahasa Spanyol.
Sergio Humberto Padilla Hernandez ucapkan salam terakhir melalui rekaman video sebelum meninggal karena Covid-19 GoFundMe
"Kenyataan telah tiba. Apapun yang terjadi, kamu akan selalu memperhatikan kepentingan terbaikku, selalu. Aku mencintaimu, dan kamu ada di hatiku," sambungnya.
Namun sayang, tak lama setelah video itu direkam Sergio akhirnya dipanggil Tuhan.
Mirisnya ini bukanlah kali pertama keluarga Sergio kehilangan orang terdekat akibat pandemi ini.
Melansir laman GoFundMe, sepupu Sergio mengatakan bahwa petugas garda depan itu merekam perpisahan terakhirnya karena dia telah kehilangan saudara perempuannya yang berusia 30 tahun karena virus Corona pada Agustus lalu.
Takut akan hal yang terburuk, Sergio memutuskan untuk merekam dan memposting video perpisahan yang memilukan di Facebook pribadinya untuk orang yang dicintainya.
Sebelumnya dokter juga tak pernah menyangka bila perawat itu akan menjadi korban keganasan virus corona.
Pasalnya, Sergio dalam keadaan sehat dan bugar, terlebih usianya masih muda, belum mencapai kepala tiga.
"Bagian yang menyedihkan adalah para dokter merasa sangat yakin dengan peluangnya karena dia tidak memiliki kondisi kesehatan sebelumnya, dia masih muda, sehat," papar salah satu kerabat.
Pihak keluarga menjelaskan bila Sergio sempat berhenti sebagai petugas garda depan karena mengurus ibunya yang sakit.
Namun ia memutuskan kembali setelah meninggalnya sang kakak yang juga disebabkan karena Covid-19.
Selama hidupnya Sergio dikenal sebagai ayah yang penyayang bagi putranya, Sergio III serta suami yang penuh kasih.
Ia telah menjalani hidup sepenuhnya.
Dia adalah seorang Katolik yang taat dan memiliki naluri untuk membantu orang lain serta sosok perawat yang berdedikasi di Rumah Sakit Kota di Cuauhtemoc, Chihuahua, Meksiko.
Dalam menjalani profesinya ia bekerja tanpa lelah, mendedikasikan hidupnya untuk membantu mereka yang terkena virus, di tengah pandemi yang sangat melanda negara bagian asalnya.
Penggalangan dana akhirnya digagas untuk membantu keluarga Sergio yang mengalami kesulitan finansial pasca ditinggal 2 anggota keluarganya.
Melalui Go Fund Me, penggalangan dana telah terkumpul sebanyak 74.843 USD atau sekitar Rp1,05 M melebih target awal sebesar 20.000 USD atau Rp282 juta.pok