Untuk meningkatkan produktivitasnya, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) mendorong komunitas ekraf berkonsolidasi ke dalam format koperasi.
“Pelaku-pelaku ekraf menjadi sangat relevan dan berpotensi muncul sebagai lokomotif pemulihan ekonomi nasional karena merupakan sektor yang sangat bermodalkan pada kekayaan intelektual serta penciptaan nilai tambah," ujar MenkopUKM pada acara webinar “Membangun Milenial Produktif melalui Ekonomi Kreatif Berbasis Komunitas” yang diselenggarakan Ikatan Alumni SMAN 5 Bandung, Sabtu (13/2).
Teten mengatakan, koperasi kreatif menjadi salah satu konsep yang semakin relevan dengan milenial karena sangat inklusif. Namun, di saat yang sama, memungkinkan menciptakan peluang usaha dari hobi, passion, hingga kesenangan yang sama.
"Contoh koperasi kreatif yang sedang kita dorong tercipta saat ini adalah koperasi kreatif film, motor kustom, hingga koperasi berkenaan aspek desain," kata Teten.
Dalam hal akses permodalan, MenkopUKM mengajak semua pihak untuk memanfaatkan program-program yang fokus pada pengembangan koperasi dan UMKM. Salah satunya melalui LPDB-KUMKM yang saat ini menyalurkan 100% dana bergulir melalui koperasi.
Teten berharap melalui forum webinar tersebut tercipta ide-ide brilian serta kolaborasi strategis dalam pengembangan ekraf Indonesia serta pemulihan ekonomi nasional.
Terlebih lagi, bagi Teten, Bandung sebagai bagian dari jejaring kota kreatif dunia telah ditetapkan UNESCO sebagai City of Design.
“Title ini merupakan bukti nyata bagaimana kolaborasi multi stakeholder di Bandung menjadi contoh dan referensi bagi pengembangan UKM masa depan yang berbasis ekonomi kreatif (ekraf) dan teknologi," ujar MenkopUKM.
Teten meyakini, forum ini dapat menciptakan banyak ide serta menghadirkan kolaborasi bermanfaat bagi para pelaku UMKM khususnya ekraf di tanah air untuk meningkatkan daya saing produknya.agus