Bahkan, jenderal pensiun dengan dua bintang dipundaknya tersebut menuding, bahwa Wiranto juga memainkan peranan ganda dan isu propagandis saat masih menjabat sebagai Panglima Abri.
"Yang tujuannya, untuk menumbangkan Presiden kedua RI Soeharto kala itu," kata Kivlan dalam acara "Tokoh Bicara 98" di Add Premiere Ballroom, Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/2).
Menurut Kivlan, kelicikan Wiranto itu diketahuinya, setelah Wiranto memutuskan untuk meninggalkan Jakarta, saat insiden berdarah 98 tengah berlangsung.
"Ya sebagai Panglima Abri waktu itu, pak Wiranto atas kejadian itu kenapa dia meninggalakan Jakarta dalam keadaan kacau, dan kenapa kita yang untuk amankan Jakarta tidak boleh kerahkan pasukan, itu. Jadi kita curiga loh keadaan kacau masa ga boleh mengerhkan pasukan, amankan," tambahnya.
Tak hanya itu saja, Wiranto kata Kivlan, juga minta pak presiden Soeharto, supaya mundur, dengan cara membiarkan Mahasiswa menduduki gedung MPR-DPR pada 21 Mei 1998.
Selain itu, Wiranto sebut Kivlan, juga tidak mau memfasilitasi penambahan personil pengamanan untuk masuk ke Jakarta saat kerusuhan berdarah 1998 tersebut terus terjadi.
"Wiranto tanggal 14 pergi, saya terima telpon tidak boleh Hercules dipakai (untung mengangkut personil tambahan). Akhirnya kami sewa carter pesawat Mandala dan Garuda. Saya sendiri cek ke Jawa ke Makassar bawa langsung ke Jakarta. Semuanya 15 ribu di Jakarta," terangnya.
Sementara itu, usai pak Soeharto pulang dari kunjungan kerja ke Mesir, pada tanggal 15 Mei 1998, Wiranto jelas Kivlan menemui pak Harto. Bersama pasukan pengamanan presiden (Paspampres) mereka mengatakan kepada Soeharto bahwa keadaan kacau dan tak bisa diatasi, dan lebih baik bapak mundur.
Lalu, pada tanggal 16 Mei malamnya, pak Harto beber Kivlan, mengeluarkan Kepres ke Wiranto. Kepres pak Harto itu, tutur Kivlan, untuk melakukan hal-hal yang perlu untuk mengamankan pembangunan, dan menyerahkan kepres itu kepada Wiranto. Namun, Wiranto kata Kivlan gak mau melaksanakannya Kepres tersebut.
"Padahal, saya dengar dari intel saya ada 2 Kolonel datang ke UI, UNJ, Trisakti, untuk kerahkan massa mahasiswa kepung MPR. Didukung anak-anak PKI. Bukan hanya mahasiswa massa lain masuk membludak karena dibuka pintu. Keadaan makin kacau karena minta Soeharto mundur," sebut Kivlan.
Kivlan pun berkesimpulan bahwa Wiranto adalah dalang dibalik kerusuhan 1998 dan jatuhnya presiden Soeharto saat itu.
"Ya jadi dia waktu dapat impres amankan Jakarta, Inpres itu dia tolak menjadikam dia semacam super semar kenapa ga dia kerjakan berarti dia ada unsur koordinasi adalah dia melawan perintah pak Presiden Soeharto," tutupnya. goms