Apalagi literasi asuransi masih sangat rendah berkisar 9 persen di Indonesia.
Penyadaran inilah yang penting dilakukan supaya masyarakat memahami bagaimana asuransi. “Ada produk asuransi yang bundling dengan produk investasi bukan murni asuransi. Ada hal-hal yang kita sudah gunakan produk asuransi tapi masyarakat belum paham,” kata Mulyanto, Direktur Pengawasan LJK 2 dan Managemen Strategis KR4 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur (Jatim).
Saat pandemi, perlukah memiliki produk asuransi, Mulyanto mengatakan fungsi asuransi adalah proteksi yakni melindungi apabila terjadi kejadian yang tiak diingikan seperti kematian, kecelakaan, sakit yang perlu pengobatan dengan jumlah biaya besar tidak ditanggung sendiri.
“Asuransi adalah membeli perlindungan supaya kalau ada risiko ada yang menanggung. Kenapa perlu proteksi, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Berjaga-jaga dan caranya memiliki produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan,” jelasnya.
Ditanya kondisi industry asuransi tahun 2020 ini, Mulyanto mengatakan RBC tahun 2020 masih bagus meski diterjang pandemi covid-19. Dengan kondisi ini kesempatan bagi perusahaan asuransi untuk meningkatkan premi dan nasabah terbuka luas.
“Namun untuk itu, perlu kreasi dengan dibundle dengan produk investasi lain sesuai prosedur,” paparnya
Data OJK, premi asuransi jiwa bulan desember 2019 sebesar Rp 179 triliun sementara hingga bulan September 2020 menjadi Rp 115 triliun. Asuransi umum bulan Desember 2019 sebesar Rp 80 triliun dan hingga Septermber 2020 Rp 47 triliun.
Rudi Nugraha Direktur AXA Mandiri mengatakan saat pandemi seperti sekarang sangat perlu memiliki produk asuransi. Pentingnya memanage risiko dan mitigasi risiko karena risiko bisa terjadi dimana saja, kapanpun dan dimanapun. Bisa terjadi diri sendiri juga keluarga. jangan tanggung risiko sendiri, risiko pada pandemi ini sangat besar.
“Untuk itulah perlunya mitigasi risiko bersama-sama dan disinilah perlunya perusahaan asuransi. Banyak produk yang ditawarkan, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan,” jelasnya.
Rudi Nugraha menambahkan dalam kehidupan manusia selalu ada risiko. Risiko mati terlalu cepat, mati terlalu cepat, hidupnya terlalu lama, cacat tetap total, sakit sehingga perlu keluarkan biaya besar. Kenapa butuh asuransi, biaya makan, pendidikan, kebutuhan dan lain. Kalau terjadi di kepala rumah tangga yang menopang semua, berbahaya sekali.
“Memang tidak mesti terjadi, tapi sangat mungkin sebagai prevenif. Kalau kita punya asuransi, ada ponasi lain yang membantu. Ketika kepala RT masih ada yang membantu. Itulah gunanya asuransi memanage dan mengalihkan riisko dan perusahaan asruansi yang menganggung,“ terangnya.
Sementara itu, Drg. Rusmunanto MM mengatakan pandemi covid-19 membuat banyak pasien khawatir datang ke klinik apalagi ke RS. Klinik gigi adalah rentan sekali. Dan melalui daerah vocal infeksi yang sangat dekat.
“Saya membatasi pasien sehari empat orang. Kita harus menjaga pasien, dan pasien menjaga dokter,” jelasnya.
Drg. Rusmunanto menambahkan penyebaran covid-19 harus tetap diwaspadai dengan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Sekarang penyebaran menjamah ke keluarga, karena aktvitas keluarga menganggap tidak ada apa-apa.
“Saya sendiri kalau pergi ke ATM, saya oleh dengan hand sanitaizer, siapapun yang keluar rumah harus terapkan protokol kesehatan. Supaya tidak ada klaster keluarga dalam penyebaran covid-19,” papar dia.(arif)