Tidak ada penjelasan apapun yang mereka peroleh dari pihak Pemdes Nanga Mbaur terkait belum dikerjakannya jalan tersebut, sehingga menambah lengkap kekecewaan yang mereka rasakan.
Kekecewaan itu disampaikan sejumlah warga Desa Nanga Mbaur saat media ini memantau kondisi jalan tersebut, belum lama ini.
“Kami sebagai masyarakat pak, sangat kecewa dengan kepala desa Nanga Mbaur, Warka Jeludin karena sampai sekarang jalan menuju Dusun Ara belum juga dikerjakan, padahal sudah dianggarkan dengan DD tahun 2020," ungkap warga tersebut sembari meminta nama mereka tidak disebutkan.
Namun demikian mereka mengaku tidak mengetahui mengapa pemdes Nanga Mbaur tak kunjung mengerjakan proyek Desa tersebut hingga saat ini
Hal ini menuai berbagai asumsi dan spekulasi di tengah masyarakat Desa Nanga Mbaur apalagi tidak ada penjelasan dari pemdes itu sendiri.
Mereka menyebut kades Warka Jeludin tidak maksimal menggunakan DD untuk kepentingan dan kebutuhan Warga Desanya.
Tidak hanya itu, Warka bahkan diduga melakukan penyelewengan DD tahun 2020. Selain itu Warka disebut tidak mengedepankan prinsip transparansi dalam mengelola DD Nanga Mbaur.
Akibat ketidak transparansian itu, masyarakat mengaku kesulitan mendapatkan informasi mengenai DD, ADD serta informasi terkait program apa saja di Desa Nanga Mbaur setiap tahunnya.
Beberapa hal yang secara fisik dapat dilihat bentuk ketidak transparansian pengelolaan DD oleh pemdes Nanga Mbaur di bawah kepemimpinan Warka Jeludin.
Mereka mencontohkan tidak adanya baliho struktur APBDes dan juga papan informasi proyek pada setiap item pekerjaan seperti halnya proyek lapen di Dusun Ara yang sama sekali tidak ada papan informasinya.
Pantauan media ini, hampir di sepanjang jalan tersebut tampak terlihat tumpukan material jenis batu layaknya sebuah kondisi yang menandakan adanya proyek pengaspalan yang akan segera dikerjakan.
Tetapi tumpukan material tersebut rupanya hanyalah sebuah aksi belaka untuk menenangkan hati warga Dusun Ara yang sejak lama merindukan jalan ke Dusun mereka diaspal.
Hal itu memang betul dirasakan Masyarakat setempat. Mereka mengakui bahwa awalnya mereka sangat senang apalagi adanya pendropingan material yang justru akhirnya Cuma sebatas pendropingan material saja.
Material tersebut diinformasikan berbulan bulan telah didrop oleh orang yang disebut masyarakat sebagai mitra pemdes Nanga Mbaur sebagai kontraktor dalam pengerjaan lapen tersebut.
Sayangnya mereka tidak mengenal siapa yang mendroping material atau yang mengerjakan jalan mereka itu karena mitra pemdes itu bukanlah masyarakat setempat.
Parahnya lagi tumpukan material tersebut diletakan begitu saja hingga menutupi badan jalan dan dibiarkan begitu saja sampai berbulan bulan lamanya
Kondisi ini menyebabkan kendaraan roda empat tidak bisa melewati jalan itu. Akibatnya masyarakat kesulitan mengangkut barang barang mereka yang membutuhkan bantuan kendaraan roda empat, sehingga mereka terpaksa harus rela memikul meski harus menahan beban berpuluh puluh kilo gram berat di pundak mereka.
Selain proyek pengaspalan yang belum dikerjakan, pembangunan puskesmas pembantu (pustu) di dusun Ara juga ikut disoroti warga setempat.
Pasalnya pustu yang menurut mereka dibangun dengan dana desa tahun 2018 itu, sampai saat ini belum juga digunakan untuk kegiatan kesehatan seperti posyandu dan kegiatan kesehatan lainnya.
Dua hal tersebut menjadi sorotan masyarakat Desa Nanga Mbaur. Sementara mengenai bantuan langsung tunai DD dan kegiatan berkaitan penanganan covid-19 mereka mengaku masih belum mendapat data yang pasti.
Mereka meminta agar pemerintah Daerah kabupaten Manggarai timur, DPRD Manggarai Timur dan Camat Sambi Rampas segera memantau penggunaan DD Nanga Mbaur
Hingga berita ini dibuat, kepala Desa Nanga Mbaur, Warka Jeludin belum berhasil dikonfirmasi. informasi masyarakat, Warka tidak berdomisili di Desa Nanga Mbaur. PaulNabang