Prabowo bersama elite Gerindra menyambangi kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Senin (14/10).
Prabowo dan Cak Imin bertemu kurang lebih dua jam. Cak Imin menjamu Prabowo dengan makan malam nasi kebuli. Prabowo bilang pertemuan semacam ini penting untuk menjalin komunikasi politik. Pertarungan politik dan kompetisi perlu tetapi harus tetap mencari persamaan.
Soal jatah menteri Jokowi, Cak Imin meminta Prabowo mematuhi aturan yang ada. "Iyalah, enggak apa-apa (masuk koalisi). Tapi, ibarat kalau kita sedang salat itu ada imam dan makmum. Nah, makmum yang datangnya belakangan itu namanya makmum masbuq," ujar Muhaimin lalu kabur menaiki tangga kantor usai menemui Prabowo.
Masbuq dalam istilah para ulama fikih adalah orang yang ketinggalan imam dalam sebagian rakaat shalat atau seluruhnya atau mendapati imam setelah satu rakaat atau lebih. Apabila masbuq mendapatkan salat berjamaah, maka dia harus mengikuti imam dalam semua perbuatan salat, lalu menyempurnakan yang terlewatkan.
Dengan kata lain, sebagai makmum yang terlambat, Muhaimin meminta Gerindra mengikuti imam dan mengikuti aturan sebagai orang yang datang terlambat.
Belakangan, Prabowo memang gencar sowan ke sejumlah partai koalisi Jokowi. Sebelum bertemu Muhaimin, Prabowo sudah terlebih dahulu bertemu dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hingga Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kita harus cari titik-titik persamaan. Dan negara seperti kita memerlukan penggabungan semua kekuatan untuk bekerja demi rakyat. Jadi kita harus menghindari perpecahan," kata Prabowo usai pertemuan dengan Cak Imin.
Prabowo juga banyak menyanjung PKB dan Nahdlatul Ulama (NU), ormas Islam yang dekat dengan partai hijau itu. Mantan Danjen Kopassus itu merasa dekat dengan PKB dan NU sejak lama.
"Karena itu saya sangat bahagia, merasa dekat dengan PKB dari dulu. Kalau kita lihat pertarungan lima tahunan kan hubungan kita lebih dari lima tahun. Saya merasa dekat dengan NU," ujarnya.