Bahkan, UAS selain seorang ulama, ia juga berstatus aparatur sipil negara (ASN). Hingga, dengan pernyataan dukungan tersebut meski disampaikan sebagai ulama, statusnya pun menjadi terancam.
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Djoko Santoso (Djoksan) pun tak mempermasalahkan jika UAS memang mendukung paslon 02 tersebut. "Kalau memang dia (UAS) mendukung, ya silahkan," kata Djoksan kepada wartawan saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Selain itu, dirinya tak menampik jika dukungan UAS tersebut akan meluas dan terus menuai polemik. Adapun pihak uang mempermasalahkan yakni kubu 01. Mereka menilai meski UAS menyatakan dukungannya sebagai ulama, disisi lain UAS juga merupakan seorang PNS.
"Jelas lah, ada pasal 28 konstitusi kita mengatakan bahwa setiap warga negara punya hak untuk menyatakan pendapat, baik itutertulis maupun lisan. Dan barang siapa menghalangi itu kena pidana," tegas Djoko.
Meski demikian, dirinya membantah jika ada pihaknya yang menyarankan agar UAS mundur sebagai ASN. Bahkan, dirinya menilai jika hal itu bukanlah langkah yang tepat. "Kenapa wong dukung kita kok disuruh mundur, itu salah faktor," sebut Djoko.
Sebelumnya, seperti disiarkan oleh salah satu televisi nasional, UAS dan Prabowo melakukan sebuah dialog. Dalam kesempatan itu, Prabowo meminta kepada UAS apa yang harus dilakukannya jika dirinya nanti terpilih menjadi presiden RI. Selain itu, Prabowo juga meminta nasehat UAS dan pandangan ulama tersebut di tahun politik saat ini.
Lantas, UAS pun bercerita jika setiap tausiyah yang dilakukannya ke daerah-daerah di Indonesia, UAS menyebut jika masyarakat sangat menginginkan Prabowo menjadi presiden. UAS mengatakan jika masyarakat sangat berharap akan hal itu.
Mendengar cerita UAS, lantas Prabowo pun sempat menetaskan air mata. Ulama kondang pun menitipkan pesan kepada Prabowo jika nanti terpilih sebagai presiden, ia tak ingin diundang ke istana dan UAS juga melarang Prabowo memberikan jabatan kepada dirinya.sed