Kain Seragam SMPN di Sidoarjo Dipatok Rp 1,8 Juta, Wali Murid Menjerit

SIDOARJO (Realita) - Sudah jatuh tertimpa tangga, kurang lebih seperti itu lah pribahasa yang cocok untuk menggambarkan keadaan masyarakat Sidoarjo saat ini. Di saat masa pandemi Covid-19 belum berakhir, dengan dilaksanakannya PPKM darurat yang menyebabkan banyak Usaha Kecil Mikro (UKM) mengalami penurunan omzet yang drastis, masyarakat yang kebetulan anaknya masuk ke SMP Negeri, harus mengeluarkan uang sebesar Ep 1,8 juta untuk membayar kain seragam sekolah.

Dari penelusuran Realita.co yang berhasil memperoleh bukti pembayaran di SMPN 1 Wonoayu, terlihat dengan jelas seragam dijual oleh koperasi 'Wana Puspa' dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga di pasaran. Padahal dengan kualitas kain yang sama, harusnya kain seragam bisa diperoleh dengan harga Rp 30 ribu sampai 35 ribu per meternya. Dengan biaya sebesar itu, wali murid mendapatkan 3 stel kain seragam dan satu stel seragam olah raga jadi, ditambah atribut.

Baca Juga: Koperasi Sekolah Boleh Jual Seragam, Harganya Tidak Boleh Lebih Tinggi dari Pasaran

Menurut salah satu wali murid yang namanya minta dirahasiakan, di satu sisi dirinya bahagia karena anaknya diterima di SMP Negeri, akan tetapi, di sisi lain wali murid mengaku harga yang dipatok koperasi teramat mahal jika dibandingkan harga toko.

"Harganya itu mahal sekali kalau dibandingkan harga toko, sebenarnya saya mau beli di luar, tapi ya bagaimana nanti kesannya perhitungan, apalagi saat ini lagi PPKM banyak orang omzetnya turun" jelas narasumber.

Baca Juga: Enaknya Sekolah di Kota Madiun, Seragam Hingga Ongkos Jahit Dibiayai Pemkot

Terkait hal tersebut, Bangun Winarso selaku anggota Komisi D DPRD kabupaten Sidoarjo saat diwawancarai Realita.co mengatakan, seharusnya koperasi dilarang mewajibkan wali murid beli seragam di koperasi. Wali murid berhak memilih antara membeli kain seragam di koperasi atau luar, asal warna dan motifnya sama.

"Koperasi tidak boleh memaksa wali murid beli di koperasi, wali murid boleh beli di luar asal warna dan motifnya sama" jelasnya pada Realita.co.

Baca Juga: Posbakumadin Layani Bantuan Hukum Gratis di PN Sidoarjo

Sayangnya saat proses daftar ulang petugas yang ada di sekolah tidak mengatakan hal tersebut, setelah proses pengisian data siswa, wali murid langsung digiring ke petugas koperasi dan ditawari kain seragam. Banyak wali murid yang karena tidak ingin ribet akhirnya terpaksa beli di koperasi. Dari kejadian ini diduga setiap koperasi SMP Negeri meraup omzet puluhan juta di setiap tahunnya.Hk

Editor : Redaksi

Berita Terbaru