Kasus Kematian Akibat Covid 19 di Surabaya, Terus Menurun

SURABAYA (Realita) - Pemkot Surabaya menerima bantuan berupa 50 peti jenazah dan tiga ribu tabung oksigen berukuran 6 meter kubik. Bantuan dari Yayasan Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Jawa Timur ini diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Senin (26/7/2021).

Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, dengan bantuan yang diberikan Kagama Jawa Timur dapat  membantu dan  meringankan beban Pemkot Surabaya. Selain itu, dia memaparkan, rencananya bantuan peti jenazah tersebut akan diserahkan di TPU Keputih, sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan bisa langsung digunakan bagi warga Surabaya yang dimakamkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Baca Juga: Wali Kota Eri Ingin Masjid Al-Kautsar Jadi Masjid Pertama yang Menerapkan Kampung Madani

“Ini sangat membantu kami. Karena ketika ada yang meninggal baik itu suspect maupun probable juga dimakamkan secara prokes,” urainya.

Tak hanya itu, Cak Eri-sapaan akrab Wali Kota Eri ini menjelaskan, selama Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 terdapat penurunan angka kematian yang dimakamkan secara prokes. Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRT) selama empat hari terakhir, tepatnya tanggal 22 -25 Juli 2021 jumlah pemakaman secara prokes yakni 449 jenazah.

“Rinciannya, tanggal 22 Juli jumlah kasus yakni 149 orang, kemudian turun pada tanggal 23 Juli 105 orang. Lalu keesokan harinya angka kasus semakin menurun menjadi 97 kasus. Dan per kemarin,  angka kasus sekitar 98 jenazah yang dimakamkan secara prokes. Jadi memang ada penurunan angka kematian yang dimakamkan secara prokes.” ungkap dia.

Makanya, ia bersama jajaran pemkot terus melakukan berbagai upaya preventif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Termasuk percepatan vaksinasi di berbagai kalangan agar tercipta herd immunity. Tak hanya itu, Cak Eri juga menegaskan, apabila ada warga yang terpapar maka diminta untuk mau melakukan isolasi mandiri di Rumah Sehat yang sudah disiapkan di tingkat kelurahan. Menurutnya, itu menjadi penting dilakukan, agar tidak ada penularan kepada anggota keluarga lain maupun tetangga sekitar.

Baca Juga: Pengerjaan Box Culvert Dukuh Kupang Sebabkan Banjir, Wali Kota Eri Minta Maaf kepada Warga Surabaya

“Seperti di perkampungan kalau ada yang sakit, ya harus di tempat beda. Biar keluarga tidak tertular . Itu yg harus diberi pengertian,” papar dia.

Sementara itu, Ketua Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Jawa Timur, Arif Afandi mengapresiasi penuh upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya. Menurut Arif Afandi, selama ini Pemkot Surabaya sudah mengeluarkan berbagai inovasi penanganan Covid-19.

“Kami apresiasi penuh pemkot mempunyai banyak inovasi penanganan Covid-19. Terutama setelah PPKM Darurat. Dari situ lah kami (para anggota Kagama) tergerak untuk membantu penanganan Covid-19,” kata Arif Afandi.

Baca Juga: Entaskan Pengangguran di Surabaya, Penyusunan RPJPD 2024-2045 Utamakan Bonus Demografi

Setelah ditelusuri apa saja yang dibutuhkan pemkot, Ia memastikan, ternyata pemkot membutuhkan peti mati dan oksigen. Oleh karena itu, Arif bersama anggota Kagama Jawa Timur  langsung bergerak membantu. Awalnya, dia memberikan 50 pcs peti mati dan tiga ribu tabung oksigen masing-masing enam kubik.

“Tetapi kami siap membantu lagi apabila diperlukan. Untuk oksigennya itu, kita produksi 40 ton liquid oksigen. Dapat dukungan dari PT Samator dan Petrokimia Gresik.” urai dia.

Mantan Wakil Wali Kota Surabaya tahun 2005-2010 ini pun berharap, dengan bantuan yang diberikan itu, dapat membawa manfaat bagi warga Kota Pahlawan yang membutuhkan. Dirinya juga memastikan bakal membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menghadapi Covid-19. “Mudah-mudahan bantuan kedua nanti Surabaya makin banyak jatahnya. Atau bahkan semoga  Surabaya tidak lagi membutuhkan oksigen karena semua warganya sehat,” pungkasnya.nov

Editor : Redaksi

Berita Terbaru