Diguyur Hujan, Petani Tembakau di Sumenep Terancam Merugi

SUMENEP (Realita) - Hujan yang mengguyur selama beberapa hari terakhir di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, membuat petani tembakau di wilayah tersebut terancam merugi.

Simah (42), seorang petani asal Kecamatan Ganding mengatakan, sejak tiga hari terakhir di daerahnya mulai turun hujan. Kondisi tersebut menyebabkan tembakau rusak dan kualitasnya menurun.

Baca Juga: Hasil Panen Tembakau Meningkat, Bupati Ponorogo dan Petani Gelar Tasyakuran

“Banyak milik petani yang rusak akibat diguyur hujan. Padahal, tembakau saat dirajang kan butuh panas matahari agar kering," kata Simah kepada sejumlah wartawan, Selasa (14/9/2021).

Jika turun hujan atau kondisi dalam keadaan mendung, maka tembakau yang telah dirajang itu, akan membusuk. "Kebetulan saat tembakau saya sedang dirajang, turun hujan. Akhirnya rusak dan tembakau membusuk," katanya, menjelaskan.

Dengan kondisi seperti ini, kata Simah, petani tembakau dipastikan merugi. Sebab, kalau tembakau terkena air hujan akan rusak dan akan dibeli dengan harga murah. Sedangkan modal yang harus dikeluarkan, seperti biaya kuli tani, membeli bibit dan pupuk, mecapai jutaan rupiah.

"Yang jelas rugi mas, karena modal yang kami keluarkan tidak sedikit, mecapai jutaan rupiah," ungkap dia.

Terpisah, Ketua DPC Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia (Gerbang Tani) Sumenep, Abdillah Fanani mengatakan, bagi sebagian masyarakat Sumenep seperti Simah dan warga lainnya di Kecamatan Ganding, tanaman tembakau merupakan jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi lebih.

Banyak para petani bisa mengembangkan usaha jenis lainnya, seperti beternak sapi, memelihara kambing dan melanjutkan pendidikan putra-putrinya berkat musim panen tembakau.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi, Pemkot Surabaya Tanam Cabai Bersama Kelompok Tani Se-Surabaya

"Dan memang hingga saat ini, mayoritas petani di Sumenep masih menganggap tembakau sebagai satu-satunya sumber ekonomi di bidang pertanian yang menguntungkan. Bahkan, sampai ada ungkapan bahwa tembakau merupakan daun emas," katanya.

Sebab itu, Fanani-sapaan akrab Abdillah Fanani mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami oleh para petani tembakau saat ini. Menurut dia, dengan kondisi seperti sekarang, seharusnya pemerintah hadir memberikan solusi.

"Kami berharap pemerintah daerah atau pusat bisa memberikan solusi terhadap petani tembakau di tengah situasi seperti saat ini," ungkap Fanani.

Apalagi, kata dia, harga tembakau di tingkat petani saat ini anjlok, bahkan pedagang ataupun pabrikan membeli tembakau dibawah break event point (BEP) yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah.

Baca Juga: Wali Kota Eri Panen Golden Melon dan Sayur bersama Kelompok Tani Kosagrha Lestari

"Ditambah lagi ada wacana pemerintah pusat mau menaikkan cukai tembakau. Kalau ini benar-benar terjadi pasti yang dirugikan adalah petani," tuturnya.

Dengan begitu, Fanani menegaskan menolak rencana pemerintah menaikkan cukai rokok dan tembakau. Karena, itu sangat berdampak terhadap keberlangsungan hidup para petani tembakau.

"Sejak awal Gerbang Tani Sumenep menolak kenaikan cukai rokok, karena sangat merugikan terhadap petani tembakau," tandasnya.haz

Editor : Redaksi

Berita Terbaru